Kumpulan Kata Ucapan Ustadz Hanan Attaki berikut adalah kata mutiara Ustadz Hanan Attaki yang menyejukan hati, Gundah gulana di setiap kehidupan niscaya ada. Ingat, kita sebagai manusia, tempatnya dosa dan salah, sehingga kita tak akan pernah luput satupun akan hal tersebut.
Terkadang, dikala kita sudah berusaha memperbaiki diri, terkadang juga kita terjerumus lagi. Terus begitu, tapi Allah tetap baik kepada hamba-Nya dengan tetap menawarkan jutaan kesempatan.
Tiada arti untuk galau. Jangan membuang-buang waktumu hanya untuk gundah semata. Masih ada jutaan hal penting yang sanggup kau lakukan dikala itu juga.
Niscaya, jikalau kau bertaubat bersungguh-sungguh, yang terbaik akan tiba kepada dirimu, entah itu sekarang, nanti, besok, lusa, ahad depan, bulan depan, tahun depan, atau di masa yang akan datang.
Kata Mutiara Ustadz Hanan Attaki
1. How to Get Likes
Bertaubat, kemudian belajar, memperbaiki diri, ta'lim, Allah nge-like banget tuh. Siapapun yang bertaubat, siapapun yang ingin berguru memperbaiki diri, semasa proses itu, Allah suka banget dengan hamba-Nya.
Walaupun Allah sering melihat diri kita banyak berbuat dosa, namun Allah masih juga manggil kita hamba.
2. Muhasabah Ramadhan
Betapa baiknya engkau ya Allah, sesudah setahun lamanya kami dalam keadaan lemah, gelisah, malas, putus asa, Engkau berikan kami perjalanan wisata Ramadhan.
Engkau berikan dalam hati kami, semangat untuk kembali bangkit, untuk kembali meminta kepada-Mu, berdoa di hadapan-Mu, mendekatkan diri kepada-Mu.
Engkau Maha Mulia, sedangkan kami hina. Engkau Maha Suci, sedangkan kami tercela. Seandainya Engkau tidak sayang kepada kami, Engkau tidak akan biarkan kami mempunyai kesempatan untuk mendekat kepada dirimu ya Allah.
3. Pertolongan Pertama
Allah ngasih kita pinjaman pertama, gres itu ngasih pinjaman kedua. Pertolongan pertama Allah kepada hamba-Nya yang mempunyai duduk masalah yakni Allah tolong hatinya dan dikuatkan kesabarannya.
Saat kita tinggalkan pekerjaan yang kurang baik, awalnya kita diuji dengan lapar dulu, pendapatan yang tak sebesar dulu, nggak sanggup jalan-jalan, dari keluarga mulai sedikit ada guncangan.
Apa yang menciptakan kita bertahan pada masa-masa sulit itu? Hati kita.
4. Sabar
Dengan sedikit rasa takut, sedikit rasa kekurangan, dengan sedikit kegalauan, niscaya Allah sedang menguji hamba-Nya. Teruntuk orang yang bersabar, sampaikan isu besar hati kepada mereka.
Jadi, tidak ada jawaban atas kesabaran, kecuali isu (kabar) gembira. Tidak ada jawaban atas kesabaran, kecuali sebuah keajaiban. Tidak ada jawaban dan kesudahan atas kesabaran, kecuali sebuah kemenangan. Tidak ada kesabaran menjadi penyesalan, kesabaran menjadi kerugian. Kesabaran dan kecelakaan itu bukan pasangannya.
Sunnatullah-nya, pohon sabar hanya akan berbuah keberuntungan, kebahagiaan, keajaiban, pertolongan, apalagi kebaikan-kebaikan. Jadi, pohon apa yang kita tanam, maka buah itulah yang akan kita petik.
5. GR (Gede Rasa)
Saat orang lain sedang terkena musibah, kita bilang itu untuk mengangkat derajat dirinya. Sementara itu, kalau kita kena musibah, ini sebab dosa-dosa saya.
Angle yang kayak gitu lebih baik, daripada dibalik. "Emang Allah ngasih tragedi alam ke saya, untuk ngangkat derajat saya", gitu agak GR. Sementara itu, jikalau orang lain kena musibah, "Elu tuh banyak dosa!" semacam kayak ada judgement kepada orang lain.
Kalau orang lain kena musibah, khusnudzon. Jangan malah bilang, "Tuh kan, gara-gara ia dulu dzalim sama saya, kini dibales oleh Allah", jangan gitu! Ke-GR an yang menyerupai itu menciptakan kita tak pernah belajar. Merasa jauh lebih baik, walaupun dalam kondisi yang paling sulit.
Saat dikasih suatu musibah, "Wah Allah kangen sama saya nih". Bagus, gak salah sebenarnya. Tapi, jikalau keseringan, itu namanya GR.
6. Solusi
Jika kita mulai merasa pekerjaan banyak masalah, perjuangan kita kian merugi, kalau kita punya duduk masalah di kantor kita, maka datanglah kepada Ibu dan Ayah kita.
Kalau kita punya duduk masalah di kampus dan sekolah kita, kenapa nilai saya anjlok, kenapa saya susah belajar, atau bahkan nggak punya semangat untuk berguru sama sekali, datanglah kepada Ayah dan Ibu kita.
Kalau kita punya duduk masalah pribadi, datanglah kepada Ayah dan Ibu kita, sebab di sanalah, Allah titipkan kebahagiaan kita di dunia dan di akhirat.
Umur dan rezeki. Apapun duduk masalah kita, tiba dulu kepada orang tua, sebelum kita melaksanakan penilaian terhadap hal-hal yang lain.
Yang pertama harus kita penilaian adalah, bagaimana hubungan kita terhadap orang renta kita. Sudah berapa usang kita tidak tiba ke orang renta kita, sudah berapa usang kita tidak telepon orang renta kita.
Bahkan, termasuk dalam duduk masalah jodoh sekalipun, jikalau orang renta kita belum meridhoinya, atau meminta jatah waktu, maka niatkan itu sebagai bentuk bakti kepada orang renta kita.
Jadikanlah bakti itu sebagai bakti yang terakhir, sebelum pada akibatnya hati kita terbagi dengan orang yang kita cintai.
7. Di-reject
Pernah nggak, kita ngerasa berjasa kepada seseorang, kemudian suatu dikala kita nggak butuh dia, hanya ingin menyapa saja, dikala telepon, eh malah di-reject. Bukan nggak diangkat!
Kalau nggak diangkat, mungkin ia lagi kuliah, lagi di kamar mandi, sehingga telepon itu nggak dijawab, nggak diangkat. Telepon lagi, pagi telepon, siang, sore, maghrib telepon lagi, eh, malem juga telepon, tetap di-reject terus. Sehari 5 kali, bagaimana perasaan kita?
Seharusnya Allah lebih dari itu, karena kita sering nge-reject Allah.
Saat adzan tiba, kadang kala kita nge-reject dengan mengeluh, "duh, udah masuk waktu solat aja". Lalu, gimana kalau kita digitukan?
Apa terus duduk masalah kita hingga kita nggak istighfar sama Allah? Pasti 1 doang masalahnya, kita nganggep Allah itu nggak penting. Padahal, hidup kita 24 jam itu di tangan Allah.
Akan tetapi, kita sombong, seakan-akan kita sanggup hidup tanpa adanya Allah SWT.
8. Forgive (part 1)
Kalau ada orang yang berbuat salah kepada kita, jangan kesalahannya yang kita ambil, tapi kelebihannya yang kita ambil. Begitulah cara memaafkan.
Kalau sahabat kita berbuat salah kepada kita, salah ngomong, salah sikap, salah akhlak, segala macam, jangan ambil kesalahan itu, jangan kita simpan di hati.
Akan tetapi, ambillah kebaikan, kelebihan, keistimewaan ia dan simpan di hati kita. Itulah cara kita menjadi sosok yang pemaaf.
Cara kita memaafkan orang lain, cobalah perhatikan dari sekian banyak kebobrokan, kekurangan, segala aib, cela, niscaya ada 1 kebaikan. Nggak mungkin jikalau orang nggak punya kelebihan, sebagaimana orang juga nggak mempunyai kekurangan.
9. Forgive (part 2)
Jadi, kalau yang dicela itu diri kita, kita mempunyai 2 pilihan, antara mengambil hak kita untuk membalas, tapi, bersabar dan memaafkan jauh lebih baik.
Hak kita memang untuk membalas, jikalau ia mencela kita, maka kita balas. Akan tetapi, dengan tetap bersabar dan memaafkan, jauh lebih baik di sisi Allah.
Apalagi jikalau kita hingga mencela, itu tak boleh. Jika hingga keburukan orang tersebut menciptakan dirinya dengki, sakit hati, dendam, maka kedua-duanya bergantung diantara langit dan bumi.
Loh kok? Tapi kan salah dia? Iya memang salah dia, tapi kan kita sanggup saling memaafkan satu sama lain. Sehingga jikalau tidak saling memaafkan, amalnya ia kegantung, amal kita kegantung dan kita berdua sama-sama merugi.
Yuk mari kita berguru melapangkan dada kita, memaafkan kesalahan dari saudara kita. Caranya cukup sederhana, dengan mengingat kebaikan dia.
10. Ridho Allah, Kunci Bahagia
Siapa yang percaya terhadap Allah, Allah akan menjaga hati dia. Jaga Allah, maka Allah akan jaga kamu.
Jadi, jikalau kita ingin jadi orang yang bahagia, sudah percaya saja sama Allah, jadinya nggak akan khawatir.
Bukankah dengan adanya penyakit yang menciptakan kita tak lagi senang itu khawatir?
Bukankah dengan adanya penyakit yang menciptakan kita tak lagi senang itu ragu? Galau? Resah? Gelisah? Sedih
Jangan bersedih, sebab Allah senantiasa bersama dengan diri kita. Jangan berputus asa, Allah bersama kita.
Ketika kita percaya Allah dengan keyakinan yang mantap, di dikala itu juga, Allah akan menggenggam hati kita, kemudian Allah akan memasukkan rasa bahagia.
11. Miracle of Istighfar
Mari kita mengisi hari-hari dan malam kita, dengan memperbanyak istighfar, dengan bertaubat kepada Allah, sehingga Allah berjanji akan mengampuni hamba-Nya.
Walaupun dosa kita memenuhi langit dan bumi, nggak mungkin orang yang tiba kepada Allah, malah pulang dalam rasa dan keadaan yang kecewa.
Maka, bersegeralah saudaraku, teman-temanku, segera tiba kepada Allah, segera bersimpuh di hadapan Allah, segera meminta ampun kepada Allah, dan itulah kunci kebahagiaan diri kita.
12. Kalimat Sederhana, Namun Luar Biasa
Di mana Allah? Ini kalimat yang begitu sederhana, namun hasilnya begitu luar biasa.
Siapa saja yang menyelamatkan diri dari masalah yang Allah benci, maka Allah akan menyelamatkan ia dari hal yang ia benci, di dunia dan di akhirat.
Allah tak suka dengan orang yang berdusta. Kita selamat dari kebohongan, kedustaan, kedzoliman, kita menyelamatkan diri dari maksiat, dari dosa, setiap kali kita menyelamatkan diri dari masalah yang Allah tak suka, maka Allah berjanji akan menyelamatkan diri kita dari masalah yang kita tak suka.
13. Mengadu ke Siapa?
Berkali-kali Musa lari ke Allah. Ada duduk masalah dikit, ya Allah, terus saja gitu. Makin banyak masalah, makin sering ia lari ke Allah.
Makin ia labil, makin ia mendekat ke Allah. Makin ia ngerasa beban hidupnya berat, makin ia sering sujud. Ke mana lagi kita mau lari jikalau bukan kepada Allah?
Adakah yang menyambut kedatangan hamba yang lemah, dengan lebih baik daripada sambutan Allah? Adakah yang lebih sabar mendengar curhat hamba-hambanya daripada sabarnya Allah mendengar curhatan kita?
14. Bikin Allah "Percaya"
Andalkan Allah. Gimana cara kita menerima keajaiban? Buatlah Allah percaya pada diri kita, itulah tips yang paling penting.
Jikalau Allah sudah percaya sama diri kita, maka Allah akan tunjukan kebaikan dan keajaiban di dalam hidup kita. Buat Allah percaya dengan diri kita, sehingga Allah menyebut kita sebagai orang yang benar.
Jadi, bukan hanya dengan solat, Allah akan percaya dengan kita, melainkan dikala kita mendapati masalah, siapa yang kita andalkan?
Jika kita mengandalkan Allah dan senantiasa menyerupai itu dalam kesabaran, tidak berputus asa terhadap rahmat Allah, Allah tidak akan pernah mengecewakan kita.
Dan dikala Allah percaya, maka Allah akan tunjukkan keajaiban.
15. Efek Dosa di dalam Kehidupan kita
Ternyata dosa itu ngaruh di dalam kehidupan kita. Setiap kita mengalami hal yang buruk, peristiwa yang buruk, tragedi alam yang tidak baik, maka itu niscaya wujud dari dosa-dosa yang telah kita lakukan.
Soalnya, tak akan muncul suatu masalah, kecuali sebab dosa. Kenapa? Karena Allah ingin mengampuni dosa-dosa hamba-Nya, dengan cara menawarkan musibah.
Sebagian besar dosa kita itu nggak dibalas oleh Allah, dibiarin dulu, biar kita mempunyai kesempatan untuk bertaubat.
Seandainya, dosa kita itu dibalas secara terus-menerus, tapi Allah memberinya perlahan-lahan, sedikit demi sedikit, memberi tahu kita biar kita "ngeh". 100 kali kita ngelihat, cuma 1 kali kelilipan.
Padahal, jikalau Allah mau balas yang serius, bukan menyerupai itu. Begitu salah melihat, maka buta langsung. Tapi, Allah maafin. Salah, biarkan, mungkin sedang khilaf, mungkin bentar lagi taubat.
16. The Power of Istighfar
Apapun bentuk segala kesenangan dan kebahagiaan yang diekspresikan oleh siapapun di muka bumi, sesungguhnya Allah lebih senang dan lebih senang lagi terhadap hambanya yang mau beristighfar.
Coba, kurang baik apalagi Allah sama kita. Jadi, kalau teman-teman membayangkan ada seseorang yang sedang happy, sedang excited terhadap sesuatu, Allah lebih excited lagi terhadap hambanya yang beristighfar.
Makara kalau ingin menciptakan Allah tersenyum, maka istighfar. Allah itu tidak pendendam menyerupai diri kita, Allah itu membalas sesuai dengan amal.
17. Transaksi dengan Allah
Makanya kita transaksi dengan Allah saja. Jika kita ber-transaksi dengan Allah, nanti Allah akan datangkan insan untuk menyayangi diri kita.
Makanya dikala kita sedang berkasih sayang, sebab apa? Karena Allah. Waktu kita berlapang dada kenapa? Karena Allah.
Sehingga jikalau Allah sering disebut, maka lihatlah hambaku, hambaku sering melaksanakan ini sebab diriku. Wahai Malaikat, saksikanlah, sesungguhnya Aku sayang kepada hambaku. Maka Allah berkata kepada Jibril, sayangi dia, Jibril!
Karena Malaikat enggan menyalahi hukum Allah, dikala Allah memerintahkan Jibril untuk menyayangi hamba-Nya, maka Jibril tunduk. Jibril memberi tahu seluruh malaikat untuk menyayangi hamba ini.d