Kata-kata Mutiara Wong Jowo - Di dalam bahasa jawa, terkandung begitu banyak kata-kata mutiara atau bijak jawa yang mengandung wacana makna kehidupan yang lebih baik dan benar, serta juga sanggup sebagai nasihat diri.
Bahasa jawa yang cenderung halus dan bersifat unik, kata-kata dalam bahasa jawa juga mempunyai tingkatan. Mengapa? Karena orang jawa mempunyai adat yang berbeda ketika berbicara dengan sebayanya dan yang lebih tua.
Sebenarnya, ada begitu banyak kata-kata mutiara wong jowo yang sanggup kita jadikan sebagai petuah diri sendiri yang utamanya. Dengan perkembangan zaman yang kian canggih dan modern, bahasa kian dikembangkan di internet, sehingga sanggup dibaca dan dipelajari oleh banyak sekali macam kalangan.
Kata-kata Mutiara Wong Jowo
1. Ora kabeh wong seneng marang karo apa sing dhewe lakoni. Ora popo, sing penting, dhewe niate apik lan nglakoni sing bener. (Tidak semua orang suka dengan apa yang kita lakukan. Tidak apa-apa, yang terpenting yakni niatnya yang baik dan melaksanakan dengan benar)
2. Ojo praktis gumunan, ojo praktis getunan, ojo praktis kagetan, lan ojo praktis aleman. (Jangan praktis heran, jangan praktis menyesal, jangan praktis terkejut, dan jangan praktis manja)
3. Alam ora iso dilawan, awu sing semebar iku sejatine berkah sekang Gusti kanggo njaga kesuburan bumi jawa. Mulane ayo podo disyukuri wae. (Alam tidak akan pernah sanggup dilawan, bubuk yang berterbangan merupakan berkah dari Tuhan untuk menjaga kesuburan tanah atau bumi jawa. Maka dari itu, mari kita syukuri saja)
4. Dudu sanak, dudu kadang, yen mati melu kelangan. (Bukan keluarga, bukan saudara, namun jikalau meninggal, ikut kehilangan)
5. Ojo dadi kacang kang lali karo kulite. (Jangan menjadi orang yang lupa atas jasa-jasa dari orang lain)
6. Ojo rumongso biso, nanging dadio kang biso rumongso. (Jangan merasa bisa, namun jadilah orang yang sanggup merasakan)
7. Sura dira jayaningrat, lebur dening pangastuti. (Segala bentuk sifat kekerasan hati, angkara murka, hanya akan sanggup dikalahkan dengan sikap yang bijak, lembut, dan sabar)
8. Sak apik-apike wong, yen aweh pitulung kanthi cara dedemitan. (Sebaik-baiknya orang yakni yang memperlihatkan pertolongan dengan cara sembunyi-sembunyi)
9. Ampun mbedakaken marang lintune. (Jangan pernah membeda-bedakan antara sesama manusia. Hargailah semua perbedaan yang ada)
10. Adigang, adigung, adiguna. (Untuk selalu menjaga segala kelakuanmu, jangan pernah sombong dengan kekuatan yang dimiliki, kedudukan, atau latar belakang siapa dirimu yang sebenarnya)
11. Kawula namung saderma. Mobah mosik kersaning hyang sukmo. (Lakukan semua yang sanggup kau kerjakan, selanjutnya serahkan semuanya itu kepada Tuhan yang Maha Esa)
12. Ngundhuh wohing pakarti. (Setiap orang akan mendapat tanggapan atas perilakunya sendiri)
13. Witing tresna jalaran saka kulina. (Cinta atau suka akan tiba jikalau sudah terbiasa)
14. Memayu hayuning bawono, ambrasto dhur angkoro. (Hidup di dunia hendaknya untuk tetap berusaha memperindah dengan rasa cinta kasih kepada semesta dan memberantas sifat angkara marah dan segala bentuk sifat tercela yang merusak dunia)
15. Urip iku urup. (Sudah seharusnya hidup itu untuk menerangi, atau maksudnya memperlihatkan manfaat kepada setiap makhluk yang ada di sekitarnya).
16. Aja keminter mundhak keblinger, aja cidra mundhak cilaka. (Jangan sok pandai nanti tersesat, dan janganlah berbuat curang nanti celaka)
17. Nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake, sekti tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha. (Menyerbu tanpa bala tentara, menang tanpa harus merendahkan, sakti tanpa ajian, merasa kaya tanpa harus banyak harta)
18. Ajining diri saka lathi, ajining raga saka busana. (Kehormatan diri yakni dari lisan dan kehormatan raga ialah dari pakaian)
19. Ing ngarso sung tulodha, ing madya mangon karsa, Tut Wuri Handayani. (Di depan memperlihatkan teladan, di tengah membangun prakarsa atau peolopor dan di belakang memperlihatkan semangat)
20. Mikul dhuwur, mendhem jero. (Menjunjung tinggi kehormatan dan memendam segala aib, serta kesalahan)
21. Becik kethithik ala ketara. (Setiap segala perbuatan kita, semuanya suatu ketika nanti pasti akan nampak juga)
22. Ojo dumeh. (Jangan merasa menang dulu atau jangan sombong dulu)
23. Kadang mripat iso salah ndelok, kuping iso salah krungu, lambe iso salah ngomong, nanging ati ora iso bakal diapusi. (Terkadang, mata sanggup salah melihat, indera pendengaran sanggup salah mendengar, lisan sanggup salah berbicara, namun hati tak akan mungkin sanggup untuk dibohongi)
24. Ojo pisan-pisan mabuk bandha, opo meneh mabuk kuasa, mesti bakal rekasa. (Jangan sekali-kali mabuk harta, apalagi mabuk akan kuasa, hidupmu pasti akan sengsara)
25. Gusti Allah mboten sare. (Gusti Allah tidak pernah tidur)
26. Adhang-adhang tetese embun, pasrah peparing marang Gusti. (Setelah melaksanakan banyak sekali macam perjuangan dengan maksimal, kita juga harus pasrah terhadap apa yang telah diusahakan dengan kehendak Tuhan)
27. Wong kang sabar rejekine jembar ngalah urip lewih berkah. (Orang yang sabar rezekinya akan lebih lebar, menyerah hidup akan lebih berkah)
28. Alang-alang dudu aling-aling. (Rintangan bukanlah sebuah penghalang)
29. Pusaka ingkang paling sekti iku dudu tombak, pedang lan keris, pusaka kang paling sekti yaiku dumuning ing jatidiri. (Pusaka yang paling sakti itu bukanlah tombak, pedang dan keris, melainkan yakni jatidiri)
30. Ambeg utama, andhap asor. (Tetap menjadi yang utama, namun juga tetap rendah hati)
31. Sapa sing nandur, ya kui sing bakal panen. (Siapa yang menanam, itulah yang akan mendapat hasilnya)
32. Ojo dumeh, ojo nyleneh, ojo gresulo, ojo suloyo lan ora usah neko-neko. (Jangan bangga, jangan aneh-aneh, jangan mengeluh, jangan loyo dan jangan macem-macem).
33. Yen koe terus-terusan sambat karo opo sing koe ora due, iku bakal gawe koe ora cukup karo urip iki. Syukuri wae opo sing ono. (Jika kau terus-terusan mengeluh dengan apa yang kau tidak miliki, itu bakal menciptakan kau tak akan merasa cukup dengan hidup ini. Syukuri saja apa yang ada)
34. Nek lagi rekoso ojo nggresulo, lakoni wae dungo iku luwih becik. (Kalau sedang susah jangan mengeluh, berdoa itu lebih baik.
35. Jumbuh karo unine bebasa, sabar iku kuncining swarga, ateges marganing kamulyan. (Berbuat sabar itu menjadi jalan utama untuk mendapat ketenteraman dan kedamaian hati dalam menjalani kehidupan)
36. Nanging ora ateges praktis pepes kentekan pangareparep. (Akan tetapi, bukan berarti kita kemudian praktis kehilangan pengharapan)
37. Gusti paring dalan, kanggo wong sing gelem ndalan. (Tuhan akan memperlihatkan jalan untuk setiap orang yang ingin berjalan menuju kebenaran)
38. Manungsa mung ngunduh wohing pakarti. (Kehidupan insan baik dan jelek merupakan tanggapan dari perbuatan dari diri insan itu sendiri)
39. Ojo melik barang kang melok. (Jangan praktis tergiur dengan kekayaan, semua memang butuh uang, namun uang tak akan sanggup membeli kehidupan)
40. Abot entheng saka panggawane dhewe. (Berat dan ringannya kehidupan itu sendiri bergantung terhadap dari diri insan itu sendiri)
41. Aja keminter mundhak keblinger, aja cidra mundhak cilaka. (Jangan sok pandai nanti malah tersesat dan jangan berbuat curang nanti celaka)
42. Urip iku terus mlaku bebarengan karo wektu sing sanggup nggawa lakumu semoga apik nasibmu. (Hidup itu akan terus berjalan, bersamaan dengan waktu yang sanggup membawa tingkah lakumu sehingga nasibmu sanggup baik)
43. Yen urip mung isine esih nuruti nepsi, sing jenenge mulya mesti soyo angel ketemune. (Jika hidup masih dipenuhi dengan rasa nafsu untuk bersenang-senang, yang namanya kemuliaan hidup maka akan semakin sulit untuk ditemukan)
44. Yitna yuwana lena kang sing sapa lena bakal cilaka. (Selalu tetap berusaha untuk waspada alasannya yakni jikalau ceroboh, akan lebih bersahabat dengan marabahaya)
45. Narimo ing pandum. (Menerima segala bentuk sesuatu dengan rasa ikhlas)
46. Ngelmu iku kalakone kanthi laku. (Bila ingin menjadi orang yang pandai, maka harus rajin untuk mencar ilmu mencari ilmu)
47. Urip kang utama, mateni kang sempurna. (Selama hidup jikalau kita melaksanakan perbuatan yang baik, maka kita sanggup menemukan kebahagiaan di kehidupan yang selanjutnya)
48. Aja mbedakake marang sapadha-padha. (Hargailah perbedaan, jangan pernah membeda-bedakan sesama manusia)
49. Tansah ajeg mesu budi lan raga nganggo cara ngurangi mangan lan turu. (Kurangilah makan dan tidur yang berlebih, sehingga kesehatan kita senantiasa untuk terjaga)
50. Ala tanpa rupa yen tumandhang amung sedela. (Di setiap kesusahan, keburukan dan banyak sekali macam duduk kasus yang terjadi jikalau dijalani dengan senang hati, hanya akan terasa sebentar saja)
51. Tumrap wong wadon, anak kang dadi wohing among asih. (Bagi Ibu, anak merupakan buah cinta)
52. Aja mburu menange dhewe. (Jangan suka mengejar atau merasa menang sendiri)
53. Aja gugu karepe dhewe. (Jangan suka berbuat seenaknya sendiri)
54. Wong mati iku bandane ora digawa. (Saat orang mati, seluruh hartanya tak mungkin akan dibawa mati juga)
Kata-kata mutiara wong jowo di atas sanggup kalian gunakan di kehidupan sehari-hari, alasannya yakni memang bukan sekadar kata-kata, melainkan menyimpan bermacam-macam makna.
Bukan sekadar embel-embel juga alasannya yakni semua yang di atas sanggup dicontoh. Jadi, setiap tempat pasti masing-masing mempunyai pepatahnya dan jangan pernah dilupakan, melainkan ada, untuk dilestarikan.